
- Dialog Kerukunan
- Pemilihan Penyuluh Teladan Prov. Bali
- Penguatan Praktek Keagamaan Bagi Generasi Muda
- PATRIA Intermediate Training (PIT)
- Pemaparan Hasil Survei /Penilaian Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Agama Wilayah Provinsi
- Rakerda Gerakan Badung Sehat Pada 1000 hari Pertama Kehidupan
- Pembinaan Karya Tulis Ilmiah Tahun 2019
- Apel pagi rutin Kemenag Badung
- Peresmian Mushalla “Al-Wasathiyah” Di Kantor Kemenag Kab. Badung
- SPAK Darma Manita Kemenag Badung
Apel pagi rutin Kemenag Badung
Berita Terkait
Berita Populer
- PATRIA Intermediate Training (PIT)
- Pemilihan Penyuluh Teladan Prov. Bali
- Pembinaan Karya Tulis Ilmiah Tahun 2019
- Dialog Kerukunan
- Apel pagi rutin Kemenag Badung
- Kegiatan pesraman untuk sarati dan prajuru desa adat
- Rakerda Gerakan Badung Sehat Pada 1000 hari Pertama Kehidupan
- Penguatan Praktek Keagamaan Bagi Generasi Muda
- Pemaparan Hasil Survei /Penilaian Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Agama Wilayah Provinsi
- SPAK Darma Manita Kemenag Badung

Senin (26/08/2019) melalui keputusan bersama team agen perubahan Kementerian Agama Kab.Badung Mulai menerapkan Apel pagi. Penerapan Kegiatan Apel setiap pagi ini rencananya akan terus di lanjutkan demi meningkatkan disiplin pegawai Kantor Kementerian Agama Kab.Badung ASN ataupun Honorer.
Salah satu program kerja agen perubahan ini di dukung penuh oleh kepala Kepala Kantaor Kementerian Agama Kab.Badung (I Gst Agung Gd Mangunguningrat). Dalam sambutannya beliau bahkan menantang setiap harinya apel pagi akan dimulai 15 menit menit lebih awal, “Kalau Hari ini kita mulai ngumpul jam 08.00 WITA, Besok kita harus bisa ngumpul, Jam 7.45 WITA, dan Besoknya lagi, 7.35 WITA sampai kebiasaan terlambat kita hilang” kata “gusti” dalam sambutannya.
Menurut Gino, S.Ag., yang merupakan salah satu penggagas dalam tim agen perubahan, apel pagi harian di terapkan untuk meningkatkan disiplin pegawai, menurutnya perubahan besar itu di muai dari hal kecil, disiplin diri contohnya. “kalau sama diri sendiri tidak disiplin, gimana kita mau sungguh-sungguh mengabdi sama masyarakat ?, kita ini kan Abdi Negara dan melayani masyarakat, kalau masuk kantor aja ngak sungguh-sungguh, gimana mau sungguh-sungguh jadi Abdi Negara dan pelayan masyarakat ?” ucap gino saat menjelaskan tujuan program kerja Apel pagi Rutin.
Sedangkan jika melihat dari sisi tradisi di bali, menurut Wayan Wiarsana yang juga merupakan tim agen perubahan, Dari dulu masyarakat bali mengenal tradisi mebanjaran, di dalam mebanjaran banyak hal yang di lakukan, ngayah adalah salah satunya, jika tidak datang pada saat ngayah akan menjadi pembicaraan satu banjar (Kampung) dan yang paling parah bisa di kasepekang ( di Kucilkan), jadi disiplin disini tercipta karena ada fungsi saling mengawasi ketika dikumpulkan bersama dan mengerjakan hal yang sama, bukan karena takut di hukum atasan. Menurut wayan fungsi saling mengawasi agar disiplin tercipta ini telah diterapkan dari dulu oleh nenek moyang kita dan terbukti berhasil, “Karang Memadu” di Desa Penglipuran contohnya “ Sampai Sekarang ngak ada yang poligami tuh ” ucapnya sambil tertawa, sekarang kita akan mencoba menerapkan dalam masyarakat modern ini, bukan melalui hukum fisik atau materi, tetapi melalui Rasa malu dan bersalah dari diri sendir, Ungkap Wayan.
